5 Kebiasaan Buruk Yang Harus Dihindari

by Jhon Lennon 39 views

Guys, kita semua punya kebiasaan, kan? Ada yang baik, ada yang kurang baik. Nah, kali ini kita mau ngobrolin soal kebiasaan buruk. Kebiasaan buruk itu kayak musuh dalam selimut, pelan-pelan bisa merusak hidup kita kalau nggak segera diatasi. Jadi, yuk kita kupas tuntas 5 contoh kebiasaan buruk yang perlu banget kamu hindari biar hidup makin berkualitas!

1. Menunda-nunda Pekerjaan (Prokrastinasi)

Siapa di sini yang suka banget bilang, "Ah, nanti aja deh!"? Yap, menunda-nunda pekerjaan atau prokrastinasi ini adalah salah satu kebiasaan buruk yang paling umum dan paling bikin sengsara. Pernah nggak sih kamu punya deadline penting tapi malah asyik scroll media sosial, nonton drakor, atau malah bersih-bersih kamar yang nggak seberapa? Kebiasaan buruk ini tuh kayak jurang yang siap menelanmu. Awalnya mungkin terasa lega karena kamu bisa menunda stres, tapi percayalah, stres itu bakal datang lagi dengan gaya yang lebih brutal pas deadline makin mepet. Kamu bakal kerja rodi, kurang tidur, kualitas kerja jadi jelek, dan akhirnya malah bikin kamu makin stres dan merasa bersalah. Belum lagi kalau ini jadi kebiasaan di tempat kerja, bisa-bisa kariermu terhambat gara-gara nggak bisa manage waktu dan tugas dengan baik. Lingkaran setan ini harus segera diputus, guys! Mulailah dengan memecah tugas besar jadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola. Tentukan prioritas dan buat jadwal yang realistis. Yang penting, coba lawan rasa malas itu di awal. Kalaupun terpaksa menunda, pastikan ada alasan yang kuat dan kamu tahu kapan akan mengerjakannya. Jangan biarkan kebiasaan buruk ini mengendalikan hidupmu, ya!

Dampak Negatif Prokrastinasi

Membiarkan pekerjaan menumpuk dan menundanya hingga menit-menit terakhir bisa memberikan dampak yang signifikan dan negatif bagi kehidupanmu. Salah satu dampak paling nyata adalah penurunan kualitas hasil kerja. Ketika kamu terburu-buru menyelesaikan tugas, kamu cenderung melakukan kesalahan, kurang teliti, dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini bisa berakibat pada penilaian buruk dari atasan, dosen, atau bahkan klien. Selain itu, prokrastinasi kronis dapat menyebabkan peningkatan tingkat stres dan kecemasan. Perasaan bersalah karena tidak produktif, ditambah dengan tekanan deadline yang semakin dekat, bisa memicu masalah kesehatan mental seperti insomnia, gangguan makan, dan bahkan depresi. Kebiasaan buruk ini juga bisa merusak reputasimu. Orang-orang mungkin mulai menganggapmu tidak bisa diandalkan, tidak profesional, dan tidak bertanggung jawab. Ini bisa sangat merugikan, baik dalam lingkungan profesional maupun personal. Jangan lupakan juga potensi kehilangan kesempatan. Terkadang, penundaan bisa berarti melewatkan peluang emas yang datang, entah itu kesempatan promosi, proyek menarik, atau bahkan kesempatan belajar hal baru. Intinya, kebiasaan buruk menunda-nunda ini bukan cuma soal malas, tapi soal bagaimana kamu mengelola waktu, energi, dan emosimu. Mengatasinya memerlukan kesadaran diri, disiplin, dan strategi yang tepat. Ingat, setiap detik yang kamu habiskan untuk menunda adalah detik yang hilang untuk maju.

Cara Mengatasi Kebiasaan Menunda

Oke, guys, kita sudah bahas betapa berbahayanya prokrastinasi. Sekarang, gimana sih cara ampuh buat ngelawan kebiasaan buruk ini? Pertama-tama, kenali akar masalahnya. Kenapa sih kamu suka menunda? Apakah karena tugasnya terlalu berat, membosankan, atau kamu takut gagal? Kalau sudah tahu penyebabnya, kamu bisa cari solusinya. Misalnya, kalau tugasnya berat, pecah jadi bagian-bagian kecil. Kalau membosankan, coba cari cara bikin jadi lebih menarik, misalnya sambil dengerin musik atau ajak teman kerja bareng. Kedua, buat prioritas yang jelas. Gunakan metode seperti Eisenhower Matrix (penting-mendesak, penting-tidak mendesak, dll.) untuk menentukan mana yang harus dikerjakan duluan. Ketiga, jadwalkan waktu khusus untuk mengerjakan tugas-tugasmu. Anggap saja itu janji yang tidak bisa dibatalkan. Hindari multitasking yang berlebihan karena justru bisa menurunkan fokus. Keempat, singkirkan gangguan. Matikan notifikasi HP, tutup tab yang tidak perlu di browser, dan cari tempat yang tenang. Kelima, beri penghargaan pada diri sendiri setelah berhasil menyelesaikan tugas. Ini bisa jadi motivasi ekstra buat kamu. Terakhir, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Kalau sesekali gagal, jangan menyerah. Evaluasi lagi, perbaiki strategimu, dan coba lagi. Ingat, membangun kebiasaan baru butuh waktu dan konsistensi. You can do this!

2. Mengabaikan Kesehatan Fisik

Nah, kebiasaan buruk kedua yang sering banget kita lakukan adalah mengabaikan kesehatan fisik. Dalam hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, seringkali kita lupa untuk merawat tubuh kita sendiri. Mulai dari pola makan yang berantakan, kurang tidur, jarang olahraga, sampai kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol berlebihan. Padahal, tubuh kita ini adalah aset paling berharga, guys! Kalau tubuhmu sakit-sakitan, gimana mau produktif? Gimana mau nikmatin hidup? Mengabaikan kesehatan fisik itu kayak membiarkan rumahmu rapuh tanpa dirawat. Pelan-pelan, kerusakannya akan semakin parah dan butuh biaya serta usaha ekstra untuk memperbaikinya. Memang sih, dampaknya nggak langsung terasa. Tapi seiring waktu, penyakit-penyakit degeneratif kayak diabetes, penyakit jantung, obesitas, dan lain-lain bisa mengintai. Belum lagi kalau kita bicara soal energi. Kalau badan sehat, kita jadi lebih berenergi, lebih fokus, dan mood pun jadi lebih baik. Jadi, mulai sekarang, yuk lebih peduli sama tubuh kita. Perhatikan asupan makanan, usahakan tidur cukup, dan sisihkan waktu untuk bergerak. Nggak perlu langsung jadi atlet kok, jalan santai 30 menit sehari aja udah bagus banget. Ingat, investasi kesehatan adalah investasi jangka panjang yang paling menguntungkan. Your body is your temple, jadi jagalah baik-baik ya!

Pentingnya Menjaga Kesehatan Fisik

Memiliki tubuh yang sehat bukan hanya tentang tidak sakit, guys. Menjaga kesehatan fisik itu adalah fondasi utama untuk menjalani kehidupan yang berkualitas dan produktif. Bayangkan kalau kamu terus-menerus merasa lelah, lesu, atau bahkan sakit. Bagaimana mungkin kamu bisa mengejar impianmu, memberikan yang terbaik di pekerjaan, atau sekadar menikmati waktu bersama orang-orang tersayang? Kesehatan fisik yang prima memberikan kita energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas sehari-hari. Dengan tubuh yang bugar, kamu akan merasa lebih bersemangat, mampu berkonsentrasi lebih baik, dan memiliki mood yang lebih positif. Hal ini secara langsung akan meningkatkan produktivitasmu, baik dalam pekerjaan maupun studi. Lebih dari itu, menjaga kesehatan fisik adalah bentuk investasi jangka panjang. Kebiasaan sehat seperti makan bergizi, berolahraga teratur, dan tidur cukup dapat mencegah berbagai penyakit kronis di kemudian hari, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2, obesitas, dan beberapa jenis kanker. Mencegah tentu lebih baik dan lebih murah daripada mengobati, kan? Selain manfaat fisik, kesehatan yang baik juga berdampak besar pada kesehatan mentalmu. Aktivitas fisik, misalnya, terbukti mampu mengurangi stres, kecemasan, dan gejala depresi. Tubuh yang sehat akan mendukung pikiran yang jernih dan stabil. Jadi, jangan pernah anggap remeh pentingnya menjaga kesehatan fisik. Ini bukan sekadar tren, tapi sebuah kebutuhan fundamental untuk bisa menjalani hidup yang bahagia dan bermakna. Prioritaskan kesehatanmu!

Tips Praktis Menjaga Kesehatan

Oke, guys, biar nggak ngomongin doang, ini dia beberapa tips praktis yang bisa langsung kamu terapkan untuk menjaga kesehatan fisik. Pertama, mulai dari makanan. Nggak perlu diet ketat yang menyiksa, kok. Coba deh perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran di setiap waktu makan. Ganti camilan keripik atau gorengan dengan buah potong atau kacang-kacangan. Perbanyak minum air putih dan kurangi minuman manis atau bersoda. Kedua, gerakkan badanmu. Cari aktivitas fisik yang kamu sukai. Bisa jogging di pagi hari, bersepeda di akhir pekan, ikut kelas yoga, atau bahkan sekadar jalan kaki keliling kompleks. Usahakan minimal 30 menit sehari. Kalau malas ke gym, lakukan saja olahraga ringan di rumah. Ketiga, tidur yang cukup. Usahakan tidur 7-8 jam setiap malam. Ciptakan rutinitas tidur yang baik, misalnya hindari layar gadget sebelum tidur dan usahakan tidur serta bangun di jam yang sama setiap hari. Keempat, kelola stres. Stres bisa merusak kesehatanmu, lho. Cari cara sehat untuk mengelolanya, seperti meditasi, mendengarkan musik, menghabiskan waktu di alam, atau ngobrol sama teman. Kelima, hindari kebiasaan buruk. Kalau kamu merokok atau minum alkohol, coba kurangi atau hentikan secara bertahap. Cari dukungan dari teman, keluarga, atau profesional jika perlu. Ingat, langkah kecil yang konsisten akan membawa perubahan besar. Start today, feel the difference!

3. Mengeluh Terus-menerus

Kebiasaan buruk selanjutnya yang bisa bikin kamu stuck dan nggak berkembang adalah mengeluh terus-menerus. Pernah nggak sih kamu ketemu orang yang hobinya ngeluh melulu? Soal kerjaan, soal pacar, soal cuaca, pokoknya semua disalahin. Nah, kalau kamu salah satu dari mereka, watch out! Kebiasaan buruk ini tuh kayak racun yang pelan-pelan merusak energimu dan energi orang di sekitarmu. Setiap kali kamu mengeluh, kamu sebenarnya sedang memprogram pikiranmu untuk fokus pada masalah, bukan pada solusi. Ini bikin kamu jadi pribadi yang pasif, pesimis, dan nggak punya inisiatif. Lama-lama, orang di sekitarmu juga bakal malas dekat-dekat karena energi negatifnya nular. Mengeluh itu gampang banget, tapi menyelesaikan masalah itu butuh usaha. Daripada buang-buang waktu dan energi buat ngeluh, mendingan fokus cari jalan keluarnya. Coba deh, kalau ada masalah, alihkan pikiranmu. Tanyakan pada diri sendiri, "Apa yang bisa aku lakukan untuk memperbaiki ini?" atau "Pelajaran apa yang bisa kuambil dari situasi ini?". Mengubah pola pikir ini memang nggak instan, tapi sangat penting untuk perkembangan dirimu. Mulailah dari hal kecil, misalnya setiap kali mau mengeluh, tarik napas dalam-dalam, lalu coba cari satu hal positif dari situasi tersebut. Positive vibes only, guys!

Pengaruh Negatif Suka Mengeluh

Suka mengeluh memang terasa melegakan sesaat, seperti mengeluarkan unek-unek. Namun, jika kebiasaan mengeluh terus-menerus ini dibiarkan, dampaknya bisa sangat merusak. Pertama, ini akan menciptakan pola pikir negatif yang kronis. Pikiranmu akan terus-menerus terfokus pada masalah, kekurangan, dan hal-hal buruk, sehingga kamu sulit melihat sisi positif atau peluang yang ada. Ini membuatmu merasa terjebak dan tidak berdaya. Kedua, kebiasaan ini dapat merusak hubungan sosialmu. Orang cenderung menjauh dari individu yang selalu pesimis dan mengeluh karena energi negatif yang mereka pancarkan bisa menular dan menguras emosi. Kamu bisa kehilangan teman, dukungan, atau bahkan kesempatan kolaborasi. Ketiga, mengeluh menghambat pertumbuhan pribadi dan profesional. Alih-alih mencari solusi atau belajar dari kesalahan, kamu malah sibuk menyalahkan keadaan atau orang lain. Ini membuatmu tidak belajar apa pun dan terus mengulangi kesalahan yang sama. Keempat, dampak kesehatan mental tidak bisa diabaikan. Stres kronis akibat terlalu banyak mengeluh dapat memicu kecemasan, depresi, dan masalah kesehatan lainnya. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa orang yang sering mengeluh memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah kesehatan fisik juga. Singkatnya, kebiasaan buruk ini bukan hanya soal kata-kata, tapi soal bagaimana kamu memprogram otakmu dan bagaimana kamu berinteraksi dengan dunia. Break the cycle!

Strategi Mengganti Keluhan dengan Solusi

Oke, guys, sekarang gimana caranya biar kita nggak jadi tukang ngeluh sejati? Pertama, sadari kapan kamu mulai mengeluh. Coba perhatikan pola pikir dan ucapanmu. Kalau kamu sadar sedang mengeluh, langsung hentikan. Kedua, praktikkan mindfulness. Fokus pada saat ini dan terima apa adanya, tanpa menghakimi. Ini membantu mengalihkan fokus dari keluhan ke penerimaan. Ketiga, ubah pertanyaanmu. Alih-alih bertanya "Kenapa ini terjadi padaku?", coba tanyakan "Apa yang bisa aku pelajari dari ini?" atau "Bagaimana aku bisa menyelesaikan masalah ini?". Ini menggeser fokus dari masalah ke solusi. Keempat, fokus pada hal-hal yang bisa kamu kontrol. Ada banyak hal di luar kendali kita, tapi fokus pada apa yang bisa kamu ubah akan memberimu rasa kekuatan. Kelima, ungkapkan rasa syukur. Setiap hari, luangkan waktu untuk memikirkan hal-hal baik dalam hidupmu, sekecil apapun itu. Ini membantu menyeimbangkan pikiran negatif. Keenam, cari solusi aktif. Jika ada masalah, jangan hanya berdiam diri. Buat rencana tindakan, sekecil apapun langkahnya. Dan yang terakhir, kelilingi dirimu dengan orang-orang positif. Energi positif itu menular, lho. Mereka bisa jadi inspirasi dan dukungan buatmu. Challenge yourself to be a problem-solver, not a complainer!

4. Terlalu Sering Menggunakan Media Sosial

Di era digital ini, terlalu sering menggunakan media sosial sudah jadi kebiasaan buruk yang menjangkiti banyak orang. Scroll Instagram, TikTok, Twitter, Facebook, tanpa sadar waktu berjam-jam habis begitu saja. Memang sih, media sosial itu asyik buat hiburan, update berita, dan nyambung sama teman. Tapi kalau kebablasan, wah, efek negatifnya bisa bikin ngeri, guys! Mulai dari bikin kamu jadi iri lihat highlight reel orang lain (padahal aslinya belum tentu begitu), sampai bikin kamu kecanduan dan susah lepas. Kebiasaan buruk ini bisa mengganggu produktivitasmu, merusak kualitas tidurmu karena mata terpaku pada layar sampai larut malam, dan bahkan memicu perasaan cemas atau kesepian kalau kamu merasa nggak happening seperti orang lain di dunia maya. Belum lagi bahaya cyberbullying atau paparan konten negatif. Penting banget untuk punya batasan yang jelas soal penggunaan media sosial. Nggak perlu langsung hapus semua akun kok, tapi coba lebih bijak menggunakannya. Jadikan media sosial sebagai alat, bukan sebagai tuan yang mengendalikan hidupmu. Be mindful of your screen time!

Efek Negatif Kecanduan Medsos

Media sosial memang menawarkan banyak kemudahan dan hiburan, tapi kecanduan media sosial bisa membawa dampak negatif yang serius. Salah satu yang paling sering disadari adalah hilangnya waktu produktif. Jam demi jam bisa terbuang sia-sia hanya untuk scrolling tanpa tujuan yang jelas. Akibatnya, tugas-tugas penting, pekerjaan, atau bahkan waktu istirahat yang berkualitas bisa terbengkalai. Selain itu, paparan konstan terhadap highlight reel kehidupan orang lain di media sosial dapat memicu perasaan iri, rendah diri, dan kecemasan sosial. Kamu mungkin mulai membanding-bandingkan dirimu sendiri dengan orang lain, merasa hidupmu kurang menarik, atau takut ketinggalan tren (FOMO - Fear of Missing Out). Kebiasaan buruk ini juga bisa mengganggu pola tidur. Cahaya biru dari layar gadget dapat menekan produksi melatonin, hormon tidur, sehingga membuatmu sulit terlelap. Kualitas tidur yang buruk tentu berdampak pada energi, mood, dan konsentrasi di siang hari. Lebih jauh lagi, terlalu banyak waktu dihabiskan di dunia maya bisa mengurangi interaksi sosial di dunia nyata, yang justru penting untuk kesehatan mental dan emosional. Tak jarang, kecanduan medsos juga membuat seseorang lebih rentan terhadap cyberbullying dan paparan konten negatif yang bisa berdampak buruk pada psikologis. It's a real problem, guys!

Tips Mengurangi Waktu di Medsos

Biar nggak terjerumus makin dalam ke lubang kecanduan media sosial, yuk coba beberapa tips ini. Pertama, tetapkan batasan waktu. Gunakan fitur Screen Time di ponselmu atau aplikasi pihak ketiga untuk mengatur berapa lama kamu boleh pakai medsos setiap hari. Kalau sudah mencapai batas, patuhi itu. Kedua, matikan notifikasi yang tidak perlu. Notifikasi yang terus muncul bisa menggoda kamu untuk membuka aplikasi. Pilih hanya notifikasi yang benar-benar penting. Ketiga, jadwalkan waktu khusus untuk medsos. Misalnya, hanya buka medsos setelah jam kerja selesai atau saat istirahat makan siang. Hindari membukanya saat baru bangun tidur atau sebelum tidur. Keempat, hapus aplikasi yang jarang dipakai atau yang paling bikin kamu kecanduan. Kalau perlu diakses, buka saja lewat browser. Kelima, cari aktivitas pengganti di dunia nyata. Isi waktumu dengan hobi, olahraga, membaca buku, ngobrol langsung sama teman, atau melakukan kegiatan positif lainnya. Keenam, sadari tujuanmu menggunakan medsos. Apakah untuk hiburan semata, mencari informasi, atau koneksi sosial? Fokus pada tujuan itu dan hindari scrolling tanpa arah. Control your digital life, don't let it control you!

5. Berbicara Negatif Tentang Diri Sendiri

Ini nih, kebiasaan buruk terakhir tapi nggak kalah pentingnya, yaitu berbicara negatif tentang diri sendiri. Sering nggak sih kamu bilang ke diri sendiri, "Aku bodoh banget sih," "Aku nggak bakal bisa," "Aku nggak cukup baik"? Kalau iya, stop it right now! Kebiasaan buruk ini tuh kayak kamu lagi bangun tembok tinggi di sekeliling dirimu sendiri, menghalangi semua potensi dan kebahagiaan. Pikiran negatif tentang diri sendiri itu bisa datang dari pengalaman masa lalu, perbandingan dengan orang lain, atau bahkan dari kritik orang lain yang kamu internalisasi. Padahal, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Fokus pada kekurangan dan terus menerus menyalahkan diri sendiri hanya akan bikin kamu makin down dan nggak berani mencoba hal baru. Percaya deh, cara kamu berbicara pada diri sendiri itu punya kekuatan besar untuk membentuk realitasmu. Kalau kamu terus menerus bilang kamu nggak bisa, ya akhirnya kamu nggak akan pernah bisa. Mulailah latih diri untuk lebih positif. Kalau ada pikiran negatif muncul, coba tantang. Tanyakan, "Apakah ini benar?" atau "Apa bukti yang mendukung pikiran ini?". Ganti dengan afirmasi positif. Ucapkan pada diri sendiri hal-hal baik yang kamu miliki dan yang ingin kamu capai. Be your own biggest cheerleader!

Dampak Berbicara Negatif ke Diri Sendiri

Kata-kata yang kita ucapkan pada diri sendiri punya kekuatan yang luar biasa, guys. Berbicara negatif tentang diri sendiri secara terus-menerus dapat menimbulkan dampak yang devastating. Pertama, ini akan mengikis rasa percaya diri dan harga diri. Ketika kamu terus-menerus merasa tidak mampu, tidak berharga, atau tidak cukup baik, kamu akan mulai mempercayainya. Akibatnya, kamu akan ragu-ragu dalam mengambil keputusan, takut mengambil risiko, dan cenderung menghindari tantangan karena takut gagal. Kedua, pola pikir negatif ini bisa menjadi ramalan yang terpenuhi dengan sendirinya (self-fulfilling prophecy). Jika kamu terus berkata, "Aku pasti gagal dalam ujian ini," kemungkinan besar kamu akan benar-benar gagal karena pikiran tersebut memengaruhi usahamu dan caramu menghadapi ujian. Ketiga, kebiasaan ini dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Perasaan bersalah, penyesalan, dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri bisa menjadi beban emosional yang sangat berat. Keempat, dampak ini juga merembet ke hubungan interpersonal. Orang yang tidak percaya diri dan selalu merasa rendah diri cenderung menarik diri atau menampilkan sikap defensif, yang bisa menyulitkan pembentukan hubungan yang sehat dan positif. Singkatnya, kata-kata negatif pada diri sendiri adalah racun tersembunyi yang menghambat pertumbuhan dan kebahagiaanmu. Silence the inner critic!

Cara Membangun Afirmasi Positif

Lawan kebiasaan buruk bicara negatif dengan kekuatan afirmasi positif, guys! Pertama, identifikasi keyakinan negatifmu. Tuliskan semua pikiran negatif yang sering muncul tentang dirimu. Contohnya, "Aku tidak cukup pintar," "Aku tidak menarik." Kedua, ubah menjadi afirmasi positif. Balikkan kalimat negatif itu menjadi pernyataan positif yang realistis dan meyakinkan. Misal, "Setiap hari aku belajar dan menjadi lebih pintar," "Aku memiliki keunikan yang membuatku menarik." Ketiga, ucapkan secara teratur. Ucapkan afirmasi ini setiap pagi saat bangun tidur, saat bercermin, atau kapanpun kamu merasa butuh dorongan. Ucapkan dengan keyakinan dan rasakan emosinya. Keempat, buat visualisasi. Bayangkan dirimu mencapai apa yang kamu inginkan, menjadi orang yang kamu impikan. Visualisasi ini memperkuat afirmasi. Kelima, tulis afirmasimu. Letakkan di tempat yang mudah terlihat, seperti di cermin kamar mandi, di meja kerja, atau jadikan wallpaper ponselmu. Keenam, konsisten. Membangun afirmasi positif butuh waktu dan latihan. Jangan berkecil hati jika belum langsung terasa dampaknya. Terus lakukan dan percayalah pada prosesnya. Ingat, kamu berhak merasa baik tentang dirimu sendiri. Believe in your own magic!

Kesimpulan

Jadi, guys, itu dia 5 contoh kebiasaan buruk yang perlu banget kita waspadai dan usahakan untuk diubah. Mulai dari prokrastinasi, mengabaikan kesehatan, suka mengeluh, kecanduan medsos, sampai berbicara negatif tentang diri sendiri. Mengubah kebiasaan buruk memang nggak mudah dan butuh proses, tapi bukan berarti mustahil. Yang terpenting adalah kesadaran diri dan kemauan untuk berubah. Mulailah dari langkah kecil, rayakan setiap kemajuanmu, dan jangan takut untuk meminta bantuan jika perlu. Ingat, hidup yang lebih baik itu dimulai dari kebiasaan-kebiasaan baik yang kita bangun setiap hari. Let's be better versions of ourselves!!